Cerita dimulai dengan lamunan putri Garnet di kamarnya tentang sesosok
bayangan perempuan di dalam perahu yang terombang-ambing di tengah
lautan. Sementara itu di kapal Prima Vista Baku pimpinan kelompok
Tantalus dengan anak buahnya Zidane, Blank, Marcus dan Cinna sedang
merencanakan untuk menculik putri Garnet. Mereka adalah kelompok pencuri
yang mengadakan pertunjukan kabaret di istana Alexandria. Cerita
beralih ke Vivi yang baru saja tiba di kota Alexandria yang tujuannya
ingin melihat kabaret tersebut. Karena tiket yang dibawanya sudah
kadaluarsa maka dia diajak oleh Rat Kid untuk masuk ke istana lewat atap
rumah.
Ketika pertunjukan sedang berlangsung Garnet malah pergi dari kursinya
secara sembunyi-sembunyi. Zidane yang sedang melaksanakan tugasnya lalu
bertemu dengan Garnet. Dia meminta Zidane untuk membawanya keluar dari
istana ini. Zidane tentu sangat setuju karena ini memang tujuan dari
tugasnya. Sementara itu ratu Brahne yang mengetahui Garnet lari lalu
menyuruh Steiner dan Beatrix untuk mencarinya. Maka terjadilah
kejar-kejaran antara Zidane dan Garnet dengan Steiner. Sementara itu
Vivi dan Rat Kid juga ketahuan oleh para prajurit dan dikejar-kejar
hingga ke atas panggung. Mereka semua secara tidak sengaja lalu tampil
di atas panggung pertunjukan. Karena tidak ingin mengacaukan pertunjukan
kabaret Zidane, Garnet, Vivi dan Steiner lalu berpura-pura seolah-olah
mereka sedang berakting.
Baku yang mengetahui ada Garnet dalam kapal lalu memerintahkan untuk
segera pergi meninggalkan istana Alexandria. Ratu Brahne tidak diam saja
dia lalu melepaskan bom pada Prima Vista. Prima Vista yang terkena bom
tadi lalu terjatuh dan mendarat di Evil Forest. Setelah kapal menabrak
hutan tersebut, Baku menyuruh Zidane untuk mencari Garnet dan Vivi yang
hilang entah kemana. Zidane menemukan Vivi sementara Garnet diculik oleh
monster tanaman. Zidane lalu mencoba menyelamatkan Garnet tapi dia
malah kalah. Setelah tersadar di Prima Vista, Steiner lalu menanyakan
keadaan Garnet pada Zidane. Dia bersedia membantu Zidane demi
menyelamatkan Garnet. Vivi juga bersikeras untuk ikut dengannya karena
merasa bersalah telah membawanya tadi.
Mereka bertiga lalu pergi ke hutan untuk mencari Garnet. Setelah sampai
mereka lalu melawan monster tanaman tadi. Karena dia sangat kuat lalu
datanglah bantuan dari Blank. Setelah Garnet berhasil di selamatkan,
mereka berlima lalu dikejar-kejar ratusan monster tanaman. Hutan ini
lalu berubah menjadi batu dan Blank mengorbankan nyawanya dengan menahan
semua monster tersebut. Mereka berempat berhasil keluar dari hutan ini
dan memutuskan untuk beristirahat sebelum besok melanjutkan perjalanan.
Karena tidak ada jalan lagi Zidane melewati Ice Cavern untuk menuju
tempat berikutnya. Karena cuaca disini sangatlah dingin mereka semua
jatuh pingsan. Zidane yang pertama tersadar lalu mencoba berkeling
sebentar dan bertemu dengan Black Mage.
Dia yang menyebabkan cuaca disini sangat dingin. Setelah melawannya,
mereka berempat berhasil keluar dari sini. Karena identitas Garnet tidak
ingin di ketahui oleh siapapun desa Dali maka dia merubah namanya
menjadi Dagger. Zidane lalu sampai di Dali dan pergi beristirahat.
Besoknya Vivi tidak ada di penginapan, Zidane berusaha mencarinya hingga
menemukan ruang rahasia. Ternyata Vivi ada disana dan menemukan banyak
boneka Black Waltz (Black Mage). Zidane lalu dimasukkan ke dalam tong
karena disangka boneka. Sementara itu Steiner mencoba mencari bantuan ke
kakek-kakek di menara dekat Dali. Dia menanyakan tentang alat
transportasi yang bisa mengantar dia dan Garnet untuk kembali ke
Alexandria. Kakek itu bilang bahwa ada kapal pengangkut di Dali. Steiner
lalu kembali ke Dali dan pergi ke ladang belakang tempat kapal
tersebut. Steiner lalu curiga akan tong yang bisa bergerak sendiri dan
mencoba menusuknya.
Zidane lalu tertusuk pedangnya Steiner dan marah-marah pada Steiner.
Zidane mengajak Garnet dan Vivi untuk menaiki kapal tersebut, otomatis
Steiner juga ikut karena ingin menjaga Garnet. Di dalam perjalanan
Zidane lalu dikejar Black Mage lagi. Vivi kaget kenapa penampilannya
mirip dengannya. Setelah saling kejar-mengejar akhirnya kapal tersebut
tiba di Lindblum. Sementara Black Mage yang mengejar menabrak tembok
gerbang^_^. Disini Zidane disambut Cid, kenalan Garnet dan mengetahui
tujuannya. Besoknya Zidane berjalan-jalan ke kota Lindblum dan bertemu
dengan kelompok Tantalus dan memberi tahu apa yang menimpa Blank. Di bar
Zidane bertemu dengan Freya yang mengaku kenal dengan dia. Lalu kembali
ke istana dan menipu penjaga yang tidur hingga dia bisa menaiki lift ke
atas untuk menemui Garnet.
Garnet memberi tahu bahwa sekarang ini ada festival memburu hewan liar.
Zidane tertarik akan festival tersebut dan ikut berpartisipasi. Festival
pun berakhir dengan Freya sebagai pemenangnya Malamnya Freya
menceritakan situasi di Burmecia sedang kacau dengan gangguan para Black
Mage. Ketika sedang pesta bersama di ruangan Cid mereka semua lalu
jatuh pingsan. Ternyata ini ulah Garnet yang memasukkan obat tidur pada
makanan dan minuman mereka. Garnet lalu meminta Steiner untuk
mengajaknya pergi dari Lindblum. Ketika sadar Garnet dan Steiner sudah
tidak ada, Zidane tetap untuk membantu Freya dulu dari pada mencari
Garnet.
Dia tidak khawatir karena ada Steiner bersamanya. Setelah melewati
Gizamaluke Groto, Zidane sampai juga di Burmecia. Sementara itu Steiner
yang membawa Garnet dalam karung harus menipu penjaga gerbang selatan.
Setelah melewati penjaga, Garnet lalu keluar dari karung lalu mereka
menaiki kereta. Di Burmecia keadaannya sudah porak-poranda oleh serangan
Black Mage. Zidane melihat ada ratu Brahne dan 2 ajudan terkuatnya
yaitu Beatrix dan Kuja. Freya tidak diam saja dan berusaha membunuh ratu
Brahne. Karena ratu Brahne dalam keadaan terancam, Beatrix lalu
menghalagi usaha Freya. Zidane pun turun tangan dan terjadilah
pertarungan yang dimenangkan oleh Beatrix.
Garnet dan Steiner lalu turun dari kereta dan akan menaiki kereta
selanjutnya menuju Treno. Ketika menunggu di stasiun ini Garnet lalu
bertemu dengan Cinna dan Marcus. Mereka sedang mencari obat penawar yang
bisa mengembalikan keadaan Blank. Mereka berempat lalu menaiki kereta
yang sama hingga di perjalanan lagi-lagi dihadang oleh Black Mage.
Setelah sampai di kota Treno, Marcus meminta bantuan Garnet untuk
mencari obat tersebut. Setelah membeli benda tersebut di blackmarket
(pasar gelap) Garnet lalu bertemu dengan Doctor Tot. Doctor Tot membawa
mereka ke ruangannya dan bersedia mengantarkan Garnet kembali ke
Alexandria dengan menaiki Gargant. Ketika sampai di ruang bawah tanah
Alexandria mereka malah dijebak oleh Thorn dan Zorn. Sementara itu
Zidane yang baru tersadar dari pingsannya melanjutkan perjalanan ke
Cleyra.
Setelah sampai di kota ini, Vivi malah ditakuti dan dijauhi oleh para
penduduk karena di sangka Black Mage. Seseorang memberitahu Freya bahwa
ada anak kecil (Puck) dia terjebak di pasir hisap. Setelah menolongnya
akhirnya para penduduk menerima Vivi. Karena sudah mengantarkan Freya,
Zidane memutuskan untuk pergi mencari Garnet.
Di perjalanan pulang Zidane dihadang oleh pasukan Beatrix. Freya curiga
akan keadaan penduduk Cleyra dan memutuskan untuk kembali. Ternyata
Black Mage menyerang semua penduduk disini. Setelah menyelamatkan para
penduduk dari serangan Black Mage, malamnya diadakan pesta besar-besaran
di gereja. Pesta dengan alunan musik harpa dari disertai para penari
pun di gelar. Hingga Beatrix datang menggangu dan meminta batu permata
yang ada di harpa. Zidane mencoba melawannya tapi masih saja kalah.
Beatrix lalu kabur dengan bantuan teleport Black Mage. Zidane yang masih
penasaran lalu mengikuti mereka. Hingga mereka tiba di kapal Red Rose
milik ratu Brahne yang akan menuju Alexandria. Ketika ratu Brahne sedang
mencoba eidolon barunya Beatrix datang dan menyerahkan batu permata
tadi padanya. Zidane mendengarkan rencana ratu Brahne yang ingin
menghancurkan Cleyra dengan eidolon Odin. Sementara itu di Alexandria,
Steiner dan Marcus yang terperangkap di dalam kurungan mencoba untuk
melarikan diri dengan mengoyang-goyangkan kurungan tersebut ke kiri dan
ke kanan. Setelah berhasil lolos Steiner bertemu lagi dengan Zidane yang
baru tiba dengan Red Rose. Steiner menceritakan pada Zidane bahwa
Garnet dibawa oleh Thorn dan Zorn ke suatu tempat. Zidane lalu memasuki
istana Alexandria dan mencari kesemua ruangan hingga menemukan ruang
rahasia dibalik tembok kamar ratu Brahne.
Di sana Thorn dan Zorn mencoba mengorbankan Garnet. Zidane berusaha
menghentikan mereka. Setelah Garnet terselamatkan dan kembali ke kamar
ratu Brahne, Beatrix sudah menunggu dan terjadi pertarungan lagi. Garnet
menjelaskan bahwa dia disekap di ruang bawah itu atas perintah ratu
Brahne. Ratu Brahne juga berencana akan menyerang kerajaan Lindblum yang
tidak patuh pada perintahnya. Beatrix dan Steiner tentu saja kaget akan
usaha sang ratu yang ingin mengorbankan anaknya sendiri. Mereka berdua
lalu bersumpah akan setia dan melindungi putri Garnet sampai kapan pun.
Beatrix, Steiner dan Freya lalu berusaha menahan monster yang mengejar.
Sementara Zidane dan yang lainnya pergi melarikan diri ke ruang bawah
tanah untuk pergi ke Lindblum.
Ternyata mereka terlambat, Lindblum sudah hancur lebur diserang oleh
pasukan ratu Brahne. Cid menceritakan bahwa orang di balik semua
serangan itu disebabkan oleh Kuja. Cid melihat Kuja pergi ke benua di
utara (Outer Continent) dengan menaiki naga perak. Hanya ada satu jalan
dari Lindblum untuk menuju kesana yaitu melalui Qu's Marsh karena kalau
pakai kapal laut tidaklah mungkinn. Zidane lalu pergi ke Qu Marsh dan
bertemu dengan Quina. Setelah meminta izin pada gurunya, Quina lalu
mengantarkan Zidane ke sebuah lorong di Qu Marsh yang menjadi jalan
penghubung ke Outer Continent. Setelah melewati lorong ini Zidane sampai
juga di benua utara Outer Continent.
Zidane lalu pergi ke desa Conde Petie untuk mencari informasi tentang
daerah ini. Zidane melihat ada satu Black Mage yang belanja di sini dan
dia langsung lari. Zidane lalu mengikutinya dari belakang hingga sampai
di desa Black Mage. Ternyata ini adalah tempat tinggal para Black Mage.
Vivi disambut meriah oleh kepala desa dan merasa bahwa ini adalah
kampung halamannya. Menurut kepala desa Vivi adalah Black Mage yang
hilang dulu. Dia terjatuh dari kapal pengangkut saat akan di kirim dari
Dali ke desa ini. Setelah bermalam disini, Zidane lalu kembali ke Conde
Petie. Para penduduk mengatakan bahwa jalan menuju Outer Continent harus
melalui Santuary. Di Santuary Zidane bertemu dengan Eiko yang nyangkut
di pohon ^^, sementara Kupo teman kesayangannya terbang berputar-putar
tidak karuan.
Setelah menyelamatkannya, Eiko mengajak mereka untuk singgah dulu di
Madain Sari. Sebagai rasa terima kasih Eiko lalu menyiapkan makan malam
buat mereka semua. Malamnya ketika berduaan dengan Zidane di perahu
Garnet teringat sesuatu tentang tempat ini. Setelah sedikit Flashback ke
masa lalunya, Garnet dia pun jatuh pingsan. Eiko tahu bahwa Kuja
sekarang berada di Lifa Tree. Besoknya Eiko memutuskan untuk ikut dengan
Zidane ke Lifa Tree. Jalan masuk ke Lifa Tree ternyata dijaga oleh
segel yang tidak kelihatan Eiko pun menggunakan kekuatannya untuk
membuka segel tersebut. Zidane pun bertemu dengan Soulcage lalu dia
mengatakan bahwa Black Mage bisa hidup itu karena kekuatan dari Kuja.
Karena tidak bertemu dengan Kuja, Zidane pun kembali ke Madain Sari. Di
Madain Sari Zidane melihat batu permata milik Eiko dicuri oleh Lani.
Zidane mencoba mengejarnya sampai ke ruangan rahasia yang dindingnya
penuh dengan gambar Eidolon. Setelah menanyakan tujuan Lani mencuri batu
permata Eiko, Zidane lalu ditantang oleh Amarant.
Setelah menjelaskan pada Amarant apa tujuan sebenarnya dari ratu Brahne,
dia pun sadar dan ikut bergabung dengan Zidane. Besoknya Zidane kembali
lagi ke Lifa Tree. Di dasar tempat ini, Kuja berhasil ditemui Zidane.
Sementara itu ratu Brahne dengan pasukan tempurnya menyerang Lifa Tree.
Kuja tidak diam saja dan membalas serangannya dengan menyemburkan api
pada kapal terbangnya. Garnet yang melihat ibunya akan diserang balik
oleh Kuja lalu berusaha menghentikan usaha Kuja. Tapi terlambat kapal
Red Rose terkena serangan Kuja lalu terjatuh dan ratu Brahne pun tewas.
Garnet pun naik tahta menggantikan ibunya yang mati dengan hati yang
masih sedih. Garnet bertanya pada Steiner tentang kabar Zidane. Lalu
datang Doctor Tot dan Beatrix yang memberikan batu permata Opal, Topaz
dan Amethyst padanya Sementara itu Zidane hatinya kecewa karena tidak
akan bisa lagi mengajak Garnet pergi kemanapun. Akhirnya karena tidak
tahan lagi Zidane pun pergi juga menemui Garnet. Zidane mencoba mengajak
Garnet untuk pergi lagi bersamanya. Beatrix dan Steiner pun mendukung
ide Zidane tersebut. Garnet pun menukarkan batu permata miliknya dengan
batu permata milik Eiko. Zidane lalu pergi ke Treno untuk senang-senang.
Karena di Treno sedang diadakan kompetisi Zidane pun ikut ambil bagian,
hingga sampai di final dia melawan Oglop (Cid). Eiko lalu memberitahu
situasi di Alexandria dalam keadaan bahaya.
Kuja mensummon eidolon Bahamut yang terbang diatas istana Alexandria.
Garnet lalu pergi ke menara atas istana untuk menghentikannya sendirian.
Batu permata Eiko bereaksi dengan batu permata Garnet dan terciptalah
Eidolon Alexander yang sayap putihnya melindungi istana Alexander dari
semburan api Bahamut. Semua percikan api dari Bahamut menghancurkan
sebagian istana dan kota Alexander sementara Kuja yang juga terkena oleh
percikan api ini segera menyelamatkan diri. Sementara Zidane yang
mengejar Garnet ke menara atas istana tidak sadarkan diri. Zidane
tersadar di ruang istana Lindblum lalu disuruh Blank untuk menghadiri
pertemuan dengan Cid.
Cid menyuruh Zidane untuk mencari ramuan agar dia kembali menjadi bentuk
yang semula. Karena dengan bentuk yang seperti ini (Oglop) ratu Hilda
malah menjauhinya. Cid bilang semua bahan ramuan itu ada di sekitar
Lindblum. Setelah mendapatkan semua bahan ramuan dan mencampurkan
semuanya, Cid pun meminumnya dan bukannya kembali ke bentuk semula dia
malah berubah dari kodok (Frog). Zidane kembali ke tujuan utama yaitu
membalas dendam pada Kuja. Dengan Prima Vista Zidane pergi ke desa Black
Mage untuk mencari informasi tentang Kuja. Kepala desa memberitahu
bahwa markas Kuja berada di bawah padang pasir. Setelah sampai dan
bertemu dengan Kuja, teman-teman Zidane dan Cid malah disandra olehnya.
Dia akan melepaskan semua temannya asal Zidane mau mengikuti
perintahnya. Kuja menyuruh Zidane untuk mengambil Gulug Stone di kota
kuno Oeivert.
Kuja mengatakan bahwa bila dalam 10 menit Zidane tidak kembali maka dia
tidak bertanggung jawab atas keselamatan para tawanan. Cid yang
mendengar kata tersebut lalu mencoba untuk menyelamatkan teman-teman
Zidane. Setelah berhasil membawa benda tersebut Zidane kembali ke markas
Kuja. Sementara itu para tawanan yang berhasil kabur bertemu lagi
dengan Zidane di pintu keluar. Setelah berhasil merebut benda tersebut
dari Zidane, Kuja pun pergi ke gunung Gulug dengan menyandra Eiko.
Tujuannya untuk membangkitkan eidolon yang lebih kuat dari Alexander.
Zidane yang melihat akal licik dari Kuja lalu mengejarnya dengan kapal
Hilda Grade. Setelah sampai di dasar gunung ini Zidane melihat Thorn dan
Zorn sedang mengadakan suatu ritual dengan Eiko sebagai korbannya. Tapi
usaha mereka gagal karena Eiko masih di bawah 16 tahun. Setelah
menghadapinya Zidane menemukan ratu Hilda di dalam ruangan. Hilda pun
menceritakan bahwa dia diculik oleh Kuja ke sini dan bukan menjauhinya
dari Cid. Cid bilang bahwa penawar untuk mengembalikannya adalah dicium
oleh Hilda. Cid pun dicium olehnya dan berubah menjadi bentuk semula
(manusia lagi). Cid pun kembali mengadakan pertemuan dengan Zidane.
Hilda memberitahu bahwa Kuja berencana untuk membangkitkan Terra yang
kekuatannya lebih besar lagi. Untuk menuju kesana Zidane harus melalui
pulau Shimmering yang sekarang tersegel oleh 4 elemen. Zidane harus
mengumpulkan cermin dengan 4 elemen yaitu air, api, angin dan tanah.
Zidane lalu membagi 4 kelompok dengan beranggotakan 2 orang. Vivi dengan
Steiner mengambil cermin elemen air, Amarant dengan Freya mengambil
element angin, Garnet dengan Eiko mengambil cermin elemen api serta
Zidane dengan Quina mengambil cermin elemen tanah.
Setelah mendapatkan semuanya mereka lalu pergi ke Shimmering Island.
Zidane tiba di Terra dan melihat ada gadis misterius yang penampilannya
hampir sama dengannya. Setelah mengikutinya Zidane tiba di Bran Bal,
kampung halamannya. Garnet teringat akan Madain Sari yang mengalami
kehancuran dulu lalu dia jatuh pingsan. Zidane disambut oleh gadis tadi
yang mengaku saudaranya. Zidane melihat makhluk buatan di dalam tabung
yang seperti dia. Gadis itu bilang bahwa Zidane adalah bangsa Genomes
sama dengan para penduduk Bran Bal. Tapi ada perbedaannya antara Zidane
dengan makhluk yang di dalam tabung. Zidane mempunyai jiwa sedangkan dia
tidak. Dia menyuruh Zidane untuk pergi ke Pandemonium untuk mencari
jawabannya. Di Pandemonium Zidane bertemu dengan Garland pimpinan di
tempat ini.
Dia bercerita bahwa Kuja itu sebenarnya adalah saudaranya Zidane. Dia
berasal dari Bran Ball sama dengan Zidane yang tentu saja mempunyai ekor
tapi tidak kelihatan. Setelah mendengar cerita tersebut Zidane menjadi
kehilangan semangat untuk hidup. Zidane menyalahkan dirinya sendiri
karena kekuatannya sangat kecil yang tidak bisa menyelamatkan teman
sebangsanya. Sementara itu semua teman-temannya mencoba untuk
mendukungnya. Akhirnya hanya dengan dukungan dari Garnet, semangat
Zidane kembali lagi seperti semula dan siap untuk melawan Garland.
Zidane lalu menemui Garland dan menantangnya lagi. Ketika Garland kalah
oleh Zidane Kuja datang dan menantang Zidane. Kuja lalu berubah menjadi
bentuk aslinya dan menghancurkan Terra. Zidane mengungsikan para Genomes
ke desa Black Mage dengan menaiki kapal Invincible. Setelah semua
Genomes selamat Zidane pergi ke Lifa Tree untuk menghancurkan Kuja. Di
dasar Lifa Tree Zidane akan berhadapan dengan Kuja untuk yang terakhir
kalinya.
Setelah kalah Kuja bercerita bahwa Garland yang menyebabkan bangsa
Genomes menjadi punah. Tempat ini pun hancur dan Kuja pun mati oleh
serangan Lifa Treenya. Ending ditutup dengan pertunjukan kabaret
pimpinan Baku di Alexandria. Garnet lalu duduk di singgasananya dan
masih memikirkan nasib Zidane. Vivi dan Eiko terlihat di bangku penonton
dengan beberapa anak Black Mage-nya. Sementara Steiner dan Beatrix
menjaga pintu gerbang di samping Garnet. Amarant dan Freya juga ada
diantara para penonton. Sementara Quina sibuk di dapur untuk mencari
makanan. Zidane lalu terlihat di antara para penonton. Garnet yang
melihatnya lalu pergi untuk menjumpainya dan mereka saling berpelukan.
THE END
sumber http://masqulin.blogspot.com/2009/03/story-of-final-fantasy-ix.html
Kurang lengkap gan.
ReplyDeleteAne masih bingung, maklum ane gak jago bahasa inggris. hikksss sedih T^T
Kenapa Kuja membunuh Ratu Brahne dan siapa sih Necron itu sesungguhnya? kok bisa dia yang menjadi final boss.
Kuja membunuh ratu brahne itu karena ratu brahne dan para pasukannya berencana menghancurkan lifa tree alias ada niatan untuk berkhianat, akhirnya kuja membalas serangannya ratu brahne dan akhirnya ratu brahne kalah terbunuh. Trus necron itu intinya dari kehidupan Gaia.
DeleteMenarik sekali ceritanya
ReplyDeleteIni game Final Fantasy paling membekas di ingatan saya. Memiliki Kisah sangat menarik (masih menjadi yg terbaik di antara seri FF menurut saya sampai sekarang), karakter yg imut2, penggambaran tempat.sebagai latar belakang cerita yg balik ke masa kerajaan, dan berbagai kelebihan lain yg tidak dimiliki seri FF yg yg lain. Terakhir main saat masih SMA (thn 2004) tapi tidak di lanjutkan karena stuck di disk 3. Saat ini baru kembali bermain dan hampir tamat saat saya menulis komentar ini. Sangat2 nostalgia banget bisa bermain game ini kembali.
ReplyDelete